Deeslup 3

Aku memepertahankamu dalam relung hatiku..

aku memegang erat persepsiku tentang kebaikanmu, keistimewaanmu..
dan aku mempercayakan sepenuhnya tentang itu bukan tentang yang lain..

sempat kecewa tentang percakapan semalam, entah apa yg Dia katakan.. dan aku harap itu hanya mimpi atau sekedar lintasan lamunan buruk ku.. karena Aku masih belum percaya..

Aku menyalahkan ketidakfokusanku yang membiarkan hayalan buruk masuk.. ku ambil handphone dan ku lihat daftar panggilan berbekas sisa percakapan semalam.. itu nyata ! Obrolan itu nyata !

Aku menyalahkan pendengaranku.. dan itu jelas sangat jelas, hingga ku tutup telpon itu sangat jelas..

Aku menyalahkan diriku sendiri, kenapa bisa ku angkat telpon itu sedang jam sudah hampir tengah malam.. kenapa ku membiarkan diriku terjebak dalam kekhilapannya..

Namun berganti pikiranku.. aku meleburkan pemikiran tentang aku dengan rasa bersalahku dan meyakini bahwa semuanya adalah kehendak yg maha berencana.. entah itu membukakan sikap aslinya, atau sebatas menguatkan kesabaranku.. entahlah.. wallahu alam..

"Ya Allah tegur Dia, aku tak bisa bicara.. jadikan Dia selayaknya pria teristimewa dalam persepsiku seperti yg dulu"